Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Jayapura, Jubi - Pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional (PON) XX/2020 di Papua akan tercatat dalam sejarah olahraga di Indonesia. Multi event nasional empat tahunan tersebut di Bumi Cenderawasih itu akan menjadi rujukan ke depan saat pelaksanaan PON berikutnya.
Tapi dari berbagai persiapan PON 2020, ternyata masih ada poin kesiapan telekomunikasi seperti Telkom Witel Papua, yang mengaku belum mengetahui jelas program serta perkembangan persiapan kegiatan nasional tersebut.
Manager Logistik dan Genaral Support PT Telkom WITEL Papua, Wibowo Raharjo, mengakui belum mengetahui proses dan apa yang menjadi tugas dan tanggung-jawab pihaknya untuk mendukung kegiatan empat tahunan tersebut.
Wibowo mengatakan yang menjadi masalah bukan di pihak Telkom sebab hingga saat ini pihaknya belum mengetahui secara jelas bentuk infrastruktur dan berapa besar jumlah pengguna dan lain sebagainya.
“Sudah dari awal kami berkomitmen mendukung pelaksanaan PON 2020. Kami pernah didatangi tim kerja PON. Tetapi hanya ditanya kesiapannya tanpa bicara spesifik apa yang diperlukan dan seberapa besar kebutuhan. Hingga kini belum ada tidak lanjutnya. Contoh di kampung Harapan. Ini mau untuk apa, berapa pengguna berapa orang,” tegasnya
Data kejelasan ini sangat diperlukan, kata Wibowo, sebab pemasangan alat telekomunikasi perlu adanya perencanaan yang matang dan tidak salah sasaran.
“Seumpama pemasangan tak perlu hambur kuota internet sebab disesuaikan dengan peruntukannya sehingga perlu pemasangan yang strategis dan tepat,” ujarnya.
Diharapkan, pembangunan alat telekomunikasi ini tak mubazir sebab diketahui secara jelas peruntukannya.
“Pemerintah provinsi Papua menjadi pelopor pertama masterplan penyelenggaraan PON di Indonesia,” kata Ketua tim penyusun masterplan PON 2020, Iwan Barata,.
Iwan Barata menjelaskan masterplan yang akan menjadi acuan pelaksanaan PON di Indonesia ini, kembali dimatangkan laporannya sebelum diserahkan resmi kepada Panitia Besar (PB) PON 2020. (*)
SebelumnyaPemkab Jayapura kontrak seratus tenaga guru |
Selanjutnya38 WNA dideportasi kantor imigrasi Jayapura, kebanyakan warga PNG |