Papua No. 1 News Portal | Jubi,
Sentani, Jubi – Kepala Bidang Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Pungut Sunarto, mengatakan di Kabupaten Jayapura masih ada penyakit menular yang masih terus meningkat jumlah kasusnya seperti malaria dan HIV-AIDS.
“Selain malaria dan HIV-AIDS, juga filariasis atau masyarakat lebih mengenalnya kaki gajah. Namun itu sudah dilakukan pengobatan massal dan tinggal evaluasi secara independen oleh Kementrian Kesehatan,” ucapnya.
Pungut mengatakan pihaknya sudah dua kali melakukan pengobatan massal dimana cukup berhasil karena angka prevalensi berkurang.
“Selama tiga kali ini dilakukan berturut-turut dan berhasil turun lebih dari satu persen. Kabupaten Jayapura akan mendapatkan sertifikat dan dikatakan sudah bisa eliminasi penyakit kaki gajah,” jelas Pungut, saat ditemui Jubi dalam sebuah kegiatan di Sentani, pekan lalu.
Pungut mengatakan untuk mengatasi penyakit menular ini semua upaya sudah dilakukan Pemerintah kabupaten Jayapura seperti penekanan geonosis.
“Tidak ada lagi orang yang datang berobat sebelum dilakukan pemeriksaan darah, harus dilakukan pemeriksaan dulu baru pengobatan, itu semua sudah kami lengkapi di setiap puskesmas sudah ada tenaga analis bahkan yang tidak ada remot itu kami siapkan RDT untuk lakukan tes cepat biar kita obati,” kata Pungut.
Penagung jawab penyakit HIV di Puskesmas Dosai Sentani Barat Kabupaten Jayapura, Sri Moningsih, mengatakan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit menular seperti HIV-AIDS belum begitu bagus. Ketika dilakukan pemaparan jumlah penderita HIV namun itu hanya sebatas pemaparan saja setelah itu tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengatasi penyakit ini.
“Tapi dari hasil pemaparan itu coba dilihat, di Sentani Barat ini ada sekian banyak, bagaimana dengan kampung saya, jangan-jangan ada di kampung saya,” tuturnya.
Sri mengatakan selama ini belum ada satu kepala kampung pun yang datang menanyakan bagaimana di kampungnya untuk program HIV.
“Dari situ saya menilai bahwa mungkin orang masih takut atau masih ada stigma dan diskriminasi kepada penderita HIV,” jelasnya. (*)
#Birokrasi#ASN#Sarana dan prasarana#Layanan Publik#Sumber Daya Manusia#APBD#Kesehatan#Pemerintahan |
![]() |
SebelumnyaMahasiswa Mamteng belum terima dana studi akhir selama 2013-2017 |
SelanjutnyaHasil tes HIV bersifat rahasia |